Hidup dan kehidupan
manusia di dunia ini menurut aku ada 3 (tiga) tahapan, yaitu;
-Tahap pertama
‘Pertumbuhan’, dimulai dari lahir hingga usia 20 tahun. Pada tahap ini kita
gunakan untuk belajar dan pencarian jati diri untuk persiapan memasuki tahap
berikutnya.
-Tahap kedua
‘Aktivitas’, dimulai dari usia 21 tahun hingga usia 40 tahun. Pada tahap ini
kita gunakan untuk bekerja mencari nafkah dan membentuk keluarga baru.
-Tahap ketiga
‘Penantian’, dimulai dari usia 41 tahun hingga meninggal dunia. Di tahap
terakhir ini kita tinggal menunggu waktunya tiba dijemput malaikat Izrail untuk
kembali kepadaNya.
Dari ketiga tahapan
itu saat ini kita telah sukses dengan selamat untuk menjalani tahapan terakhir ‘Penantian’
karena kita telah diberikan Allah swt umur panjang dapat melewati dua tahapan
sebelumnya. Alhamdulillah.
Di usia yang sudah
kepala 4 (empat) ini sudah mulai terlihat tanda-tanda ketuaan pada diri yang mulai kita rasakan meski keriput belum
nampak. Lihatlah uban dikepala yang satu-satu mulai tumbuh bertaburan
menggantikan yang hitam, mata yang juga mulai mengabur dan beberapa penyakit
yang terdeteksi mulai menggerogoti diri.
Semua Tanda-tanda itu
merupakan isyarat Allah swt untuk memberitahu dan menyadarkan bahwa kita takkan
lama lagi hidup di dunia fana ini serta sekaligus memberi kesempatan untuk kita
memperbaiki diri akan kesalahan-kesalahan dimasa lalu.
Allah swt Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang maka hendaknya kita bisa membijaksanai untuk mempergunakan
waktu. Kurangi kegiatan untuk kepentingan duniawi atau kalau perlu tinggalkan
karena apa yang telah kita dapat dan miliki dalam dunia ini takkan bisa dibawa
untuk mendampingi jasad kita di dalam kubur. Mumpung ada waktu, pergunakanlah
waktu sebaik-baiknya dengan memperbanyak mendekatkan diri, beribadah kepadaNya.
Bertaubat atas segala kesalahan yang pernah diperbuat, menyempurnakan shalat 5
(lima) waktu dengan menambahkan shalat-shalat sunat, meningkatkan amal kebajikan, memperbanyak
beritikaf di mesjid dan menyempatkan diri untuk selalu berhadir di majelis
taklim untuk menambah ilmu agama.
Kita ini ibarat
seorang Musafir yang hidupnya selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Dunia ini hanyalah sebuah tempat persinggahan sementara untuk mempersiapkan,
mengumpulkan segala bekal hingga sampai pada waktunya untuk meneruskan perjalanan
selanjutnya. Oleh sebab itu buatlah hari-hari yang dilalui dengan sesuatu yang
terbaik dan bernilai bagi Allah swt maupun bagi orang-orang di sekitar kita
agar hidup kita di dunia ini punya arti.
Semoga Allah swt
dengan segala kebaikanNya selalu memberikan taufik serta hidayahNya kepada kita
semua. Amin.
No comments:
Post a Comment